Sunday, November 20, 2005

Jawabanku: Coklat!!

Ini ada pertanyaan dari salah satu "adikku",

 

> Kalo mbak Dian lagi sedih, ngapain aja?
> Kalo aku, rasanya kalo udah dipeluk sama seseorang yang aku sayang, hati ini
> damai....
> Kayak dulu, kalo lagi sedih, bawaannya pengen dikelonin sama ibu.
> Nggak usah cerita apapun, hati ini pasti akan terasa lapang.
> Sayang di sini nggak ada yang bisa memeluk aku.

 


Dan ini jawabanku:

Kalau aku:  Coklat. Coklat. Coklat. Terus tidur. Tidur. Tidur. Banyak orang lain yang biasanya nggak enak makan nggak enak tidur saat lagi sedih. Malah salah satu sahabatku jaman kuliah undergraduateku dulu, pernah lagi sutris dia ambil kampak terus pintu kamarnya dikampakin padahal pintu kamarnya kayu jati dengan ukiran Jepara.  Ouch!!  Ada teman kakakku kalau sedih terus berlembar-lembar uangnya disobekin kecil-kecil.... alamaaak!! Itu malah bikin orang lain yang lihat jadi sutris.

 

Kalau lagi sedih, sambil berlinangan air mata aku menyibukkan diri cari persediaan coklatku yang biasanya aku tebar sedikit di sana sedikit di sini, sampai aku puas aku sudah temukan semua terus aku habiskan. Later on, setelah banyak baca artikel dan diskusi tentang coklat barulah aku tahu bahwa coklat adalah salah satu makanan yang mengandung zat kimiawi yang bisa mempengaruhi mood and selera makan karena mengandung endorphins. Ini adalah zat kimiawi seperti opium yang memproduksi positive mood, pengurangan rasa sakit, dan mengurangi stress.  Ha...ha... jelas aku lebih suka makan berkarung-karung coklat daripada ngampakin pintu atau nyobekin duit....

 

Sejak umur 7 tahun aku sudah nggak punya ibu yang bisa aku pelukin or kelonin, jadi pelarianku yang paling aman adalah tidur dan lari ke alam lain.  Kalau lagi sutris, lagi patah hati, lagi marah....  setelah coklat habis, terus mandi bersih keramas dll,  aku biasanya tidur lamaaa...   Siapa tahu aku keterusan mati saat tidur (memang kalau sedih banget perasaan kepengin mati aja), yaaah... paling enggak aku sudah mandi 'gitu.  Dan kalau ada orang di sekitarku yang bisa mijetin, biasanya aku minta dipijetin karena biasanya kalau sutris bawaannya semua otot dan urat jadi kaku.  Lagipula supaya pengaruh coklat lebih cepat beredar di seluruh tubuh.  Rupanya biarpun rasanya mikirin hidup ini jadi setengah gila, ada juga setengahnya dari otakku yang waras...he..he...  Itu cerita saat sedih di jaman duluuu... waktu aku masih single, masih hidup sendiri, dan waktu masih jadi anak indekosan. 

 

Terapi sedih dan stress rupanya berkembang seiring bertambahnya usia mengikuti jaman dan situasi.  Sekarang setelah aku berkeluarga dan punya anak kecil, saat sedih-ku biasanya nggak bertahan lama.  Setelah menghabiskan air mataku di kamar mandi sambil berdiri lama di bawah pancuran air panas, aku main bersama Ardian dan mendengarkan celotehnya yang setengah nggak jelas itu.  And for some reason, Ardian-pun akan pick-up kesedihanku itu dan dia jadi lebih banyak dari biasanya - kepengin aku pelukin dan ciumin.  Itu saja sudah banyak sekali mengurangi sutris-ku.  Ciuman dan pelukan dari dan untuk Ardian bisa meningkatkan hormon oksitosinku - yang menurut para ahli bisa meningkatkan parental behaviorku.  Paling tidak, meskipun aku under a lot of stress - dengan membuka diriku untuk pelukan dan ciuman Ardian, aku telah mendapatkan terapi pengurangan tekanan batinku.  Dan sebaliknya untuk Ardianpun dia akan mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam pelukan dari ibunya.  Terapi yang menempatkan both Ardian dan aku dalam "win-win situation". 

 

Coklat dan pijet dan tidur masih jadi favorit terapiku, tapi terapi melukin Ardian itu yang paling manjur buatku.

 

5 comments:

  1. Sedih banget aku membaca kisahmu Mbak!Wadouw....aku pun jadi terikut sedih,tapi enggak menangis,sebab aku langsung saj menulis dan sebentar lagi aku akan pergi tidur.
    Aku baru saja pulang dari Halal Bil Halal di kota kecil:Oosterhout namanya,masih termasuk wilayah Breda yang enggak jauh dari kota Antwerpent,Belgia atawa pun negeri daerah2 Belanda lainnya.
    MUlai pagi kami kesana dan tetap hampi sama keadaannnya''janganlah pulang dulu''kata sebahagian orang yang kebetuan yang punya hajat,orang2 dari Oosterhout/Breda sekitarnya aku kenal.Banyak kawanku dalam hidup ini,sehingga kemana aku pergi membawa badan,pasti ada yang aku kenal atawa mengenaliku yang sangat beruntung adalah isteriku si Ita dan tentunya Anak2ku,khususnya Dimple Kapadia Novia,Sokartara yang baru berumur:13 tahun tapi karena anak gadisku yang perawan Tingting itu:TINGGI badannya sehingga menjadi pembicaraan orang ramai dan semua orang bertanya-tanya''Jusuf itu anak ya?Umurnya berapa Jusuf,kok tinggi amat?''yang aku jawab''13 tahun lewat sekian hari kata.
    Acaranya ramai dan pihak golongann Islam yang Wahabi pun datang yang membuat perasaan dag..dig..dug...dug...dig..dag...menurut pikiran dan perasaan masing.Aku sih kerjaku membaut photo yang memang''hobby''ku dari dulu,sehingga tidak hairan kalau banyak yang''mejeng dan memanggil-manggil''namak''Jusuf....jusuf....jusuf....''yang aku jawab dalam hati Masya Allah kok banyak banget yang melihatku.
    Buanyaaaaakkkkk....sekali photo2 yang ku buat semenjak tiba di Oosterhout itu:12,30 hingga malam sebelum kami pulang.Makanannya banyak dan cukup,tentu ada juga yang selalu merasa kurang''puas''danpasti ada yang merasa''kurang''tapi aku berkata dan mengucapkan""Allahu Akbar 3X dan kami pun pulang dengan senang hati dan penuh kemenangan.
    Anak2ku pun tadi ada yang turut ambil bahagian membaca Alquran dan menyanyikan kalimah Allah yang syahdu.Sedih dan bangga aku.
    Wassallamku dan photo2nya kayanya malam ini aku tidak sempat mengirimkannya karena sampai''ratusan''bukan''puluhan''.Masya Allah.
    Selamat memeluk Anak2nya dan jangan lupa mengajak Suaminya tidur bersama,biar Adem dan Ayem.
    Selamat Malam dari kami yang di negeri Belanda.-
    M.J.Sokartara.-20/11/2005.-Hollandia.
    ps:Jangan Sedih Mbak ya!

    ReplyDelete
  2. Thank you Bang.... saya sekarang lagi enggak sedih kok, cuma sekedar berbagi cerita gimana caranya menghadapi stress versi saya.... Peluk cium buat anak-anak Abang yang pinter ngaji dan membuat bangga orang tuanya.

    ReplyDelete
  3. setuju! coklat memang dahsyat! enaknya...
    cuman... soal zat yang bisa memulihkan mood-nya aku nggak pahami, yang pasti si coklat ini memang heart pain killer, karena rasanya yang dahsyat tersebut... :)
    nah, soal menangis di kamar mandi.... orangtua bilang, sih, jangan dilakukan....
    better bulik makan coklat aja, deh! tapi, peni dibagi, yaaaa..... hehehe....

    ReplyDelete
  4. Aha....aku bacanya terburu/buru,sebab aku baru pulang dari kerja dan langung saja membuka pintu untuk Muhammad Premnath,Sokartara dan sekarang dia pergi ke temannya,ehh....enggak lama ada lagi di depan pintu.
    Aku mau tanya kenapa:STRESS???.
    Aduh nanti aku tulis lagi deh:
    Jusuf./

    ReplyDelete
  5. Horeeee.... akhirnya aku mengenal orang dewasa yang tidak mengenal stress!! Bang Jusuf ini orangnya happy-happy saja, bersyukurlah Bang. Kenapa.... aku kalo nggak punya duit kok stress. Kalo rumah berantakan, stress. Kalo banyak pekerjaan yang diburu-buru deadline, stress. Kalo nggak ada coklat, stress...!! Hi..hi... Salam buat temen2 di negri Kumpeni Bang.

    ReplyDelete